Arsip Kategori: Karya CerpenKu

Tentang Sebuah Kerinduan (Cerpen Karya Yeyen)

       9 bulan 10 hari aku mengenalmu sayang.Entah, bagaimana dan kapan kita bertemu, aku sudah lupa. Lupa karena ada hal yang lebih indah dari kenangan waktu kita pertama bertemu.Berawal dari ketidakkenalan menjadi kedekatan, keasingan menjadi kebiasaan bahkan kebosanan menjadi kesenangan. Waktu berjalan secepat kilat. 1 hari terasa 1 jam, 1 jam terasa 1 menit, 1 menit terasa 1 detik dan 1 detik menghasilkan puluhan ribu untukmu sayang. Bagaimana kabarmu disana?, disana bersama seseorang yang mungkin telah menggantikan posisiku dihatimu. Apa kau telah melupakan aku?, atau mungkin kau masih berdiri dan menungguku?. Kadang aku juga memikirkanmu, memikirkan wajahmu yang tampan bak Arjuna di cerita Ramayana . Apa kau rindu padaku? kalau kau bertanya hal yang sama, pasti aku akan mengatakan “aku sangat merindukanmu”. 9 bulan 10 hari itu waktu yang sangat berharga dalam hidupku sayang. Tak akan ada orang yang dapat menggantikan waktu itu. Hanya kau dan aku yang tahu tentang semua ini. Engkau bukanlah orang yang keren dengan segala harta yang melimpah, bukan pula karena baju dan sepatu yang kau pakai, tapi kau menjadi sangat keren dengan kesederhanaan yang kau punya. Andaikan saat ini kau masih bersamaku, ku akan mengutarakan betapa kerennya dirimu didepan mataku. Walau kau tak pernah mengatakan padaku tentang perasaanmu, tapi aku tahu kau menyukaiku. Perhatian, kasih, waktu dan segalanya yang kau berikan padaku, membuka mata hatiku untuk dapat melihat betapa dalamnya muara asmaramu untukku. Hanya saja aku terlalu malu untuk bertanya padamu. Namun, semua telah berubah, berubah menjadi suatu kenangan yang mungkin tak pernah bisa terulang kembali. Hanya Tuhan yang dapat memutuskan, akankah aku dan kamu akan bertemu, bertemu dengan perasaan yang berbeda atau mungkin masih sama seperti pertama kau mencintaiku. Ku tak pernah tahu sejak kapan rasa ini ada, tapi aku tidak bisa membohongi diriku”aku sangat kehilanganmu” . Sayang, Seperti yang dikatakan Sapardi Djoko Damono, Aku ingin mencintaimu dengan sederhana, dengan kata yang tak sempat diucapkan kayu kepada api yang menjadikannya abu, Aku ingin mencintaimu dengan sederhana, dengan isyarat yang tak sempat disampaikan awan kepada hujan yang menjadikannya tiada, Akankah kau mengijinkannya?menginjinkan aku untuk selalu mencintaimu, sebelum aku benar-benar merelakanmu dengan seorang wanita pilihanmu. Hari ini aku melihat kau bersama wanita cantik disuatu tempat. Entah itu pacarmu atau temanmu, aku tak tahu. Rasanya aku ingin menjerit keras ditepi jurang lalu terjun kebawahnya. Sakit hati? pasti. Otak dan hatiku beradu argumen. Aku tak tahu dengan cara apa aku harus menuangkan perasaanku. Mati? itu bukanlah jalan terbaik. Mungkin ada setetes zat yang berusaha bereaksi melawan fikiran negatif di belahan otak kananku, sehinggga aku tak berfikir untuk mengakhiri hidupku seperti yang dilakukan orang yang patah hati. Saat ini yang aku butuhkan hanya ketenangan dan kesunyian untuk melupakan kenangan yang kita lewati bersama. Hanya satu yang harus kupercaya bahwa sejauh apapun kita berpisah, jika ditakdirkan untuk bersama kita akan bersatu, itu janji Tuhan. Mengenalmu adalah sebuah keindahan dan bersamamu adalah harapanku. Selamat malam sayang, semoga kau baik-baik saja disana.

untukmu yang ku rindukan

Ah Sudahlah (Cerpen Karya Yeyen)

        Aku masih duduk disini, ditanah kelahiran ayahku, dengan ribuan juta kasih yang kubawa dari klaten, untuk ibunda ayahku, nenekku. Kedatanganku mungkin sangat dinantikan, sudah lama sekali aku tak berkunjung kesini. Tanah merah dengan taburan batu-batuan masih menghiasi halaman rumah nenekku, semuanya masih seperti 15 tahun yang lalu, rasakupun masih tetap sama, aku menyukai tempat ini.

       Simbok, begitu panggilan ayahku padanya, seorang wanita  sehat, lincah dan cantik yang telah berubah menjadi seseorang yang tak kukenal, menjadi seorang wanita tua, lemah dan lamban. Sebenarnya aku tak pernah menginginkan perubahan itu, tapi, inilah dunia, tak ada yang kekal didalamnya, usia nenek semakin bertambah, penyakit menjadi langganan, keriputpun pasti terjadi. “tak secantik dulu,” bisik hati kecilku saat mataku menatap wajah nenek yang mulai keriput. Ya sudahlah, walau wajahnya tak cantik lagi dan badannya mulai kurus, ia tetap nenekku, selamanya tetap nenekku, wanita yang melahirkan ayah.

     Sudah menjadi tradisi nenek, saat aku datang berkunjung, ia selalu memelukku, mencium pipi kanan dan kiri lalu bertanya kabarku dan kabar orang tuaku, kadang airmatapun menetes, walau tak banyak. Pakaian model kuthu baru masih setia melekat dibadannya, rambut putih yang digelung, dan jarik batik warna coklat selalu menjadi pasangannya. Itulah yang membuatku selalu mengingatnya.index

 

       Sejak ditinggal kakekku 8 tahun tahun yang lalu, nenek tinggal bersama adik ayahku, Ome, begitu aku memanggilnya. Rumah papan yang selalu mengingatkan masa kecilku masih berdiri kokoh, sayangnya kondisinya tak seperti dulu, mungkin karena sudah lama tak  ditinggali, karena nenekku tinggal dirumah Ome yang sudah bertembok kuat dengan fasiilitas yang lumayan mewah.

     Setiap malam nenek selalu tidur bersama anak perempuan Ome, Ratri, adek sepupuku. Tapi, saat aku berkunjung, nenek selalu tidur didepan TV, merelakan kasurnya untukku, ia sangat sayang padaku, akupun juga. Umurku masih 6 tahun waktu itu, dan kadang aku bercekcok dengan Ratri, nenek tak pernah membela salah satu diantara kami, Nenek selalu adil pada cucu-cucunya, iapun tak suka bila cucunya saling bermusuhan, baginya semua cucu itu sama dimatanya, ia akan sangat sedih jika kami tak rukun.

          Waktu berjalan sangat cepat, waktu itu terasa begitu singkat, tapi, semua kenangan masih membekas dalam hati, mungkin sampai mati. Kenangan adalah hal berharga dalam hidupku, mungkin beberapa orang berfikir sepertiku juga. Dengan mengenang, aku masih bisa membayangkan cantiknya wajah nenek, hangatnya kasih sayang kakek, serunya pertengkaranku dengan Ratri, dan kenangan lucu lainnya.

       Kadang aku ingin kembali kemasa laluku, menjadi seorang bocah yang polos dengan ribuan kasih dari keluargaku, selalu dimanja dan dipuji oleh nenekku. Ah sudahlah, ini hanya kenangan, tapi ini tetap mengesankan.

      Aku selalu belajar banyak hal disini, salah satunya belajar menghargai orang lain, nenek yang mengajarkannya padaku. Baginya saling menghargai itu penting, karena dengan menghargai, kerukunan tetap lestari. Nenek adalah inspirasiku, semangatku, motivator dalam hidupku dan penunjuk arah suksesku.

      Kunjungan kali ini bertepatan dengan jatuh sakitnya nenek, ibuku menyuruhku untuk berkunjung . Sejak kedatanganku, nenek selalu menunjukkan semangatnya dengan menyapu halaman rumah Ome, menunjukan padaku bahwa ia sudah sembuh, tapi aku tahu, ia hanya berpura-pura agar keluarganya tak mencemaskan kondisinya. Kurasa nenek merindukan anak-anaknya. Sudah lama sekali anaknya tak pernah pulang walau hanya sekedar berkunjung.

      Enam anak nenek terpencar dibeberapa daerah setelah menikah, meninggalkan nenek bersama Ome dan bulikku disini, ia selalu merindukan anaknya, tapi tak sebaliknya untuk anak nenek. Kadang aku diam-diam menangis saat mendoakan nenek. Rasa kasihan terasa mengiris dadaku, perih rasanya melihat kerinduan nenek yang tak berbalas.

    Ah sudahlah. Anak-anak nenek mungkin sedang mencari kesuksesannya masing-masing. Doakan saja mereka tak lupa dengan nenek dan suatu saat akan pulang dan mengunjungi nenek. Sabarya nek !

Kepemimpinan dan Arti GenBI Bagiku Oleh : Yeyen Novita-IAIN Salatiga

GenBI Energi Untuk Negeri

          GenBI adalah kepanjangan dari Generasi Baru Indonesia. Komunitas ini lahir dengan tujuan utamanya sebagai tangan panjang Bank Indonesia untuk dapat menginformasikan kebijakan baru yang telah dibuat Bank Indonesia kepada masyarakat luas. Anggota GenBI merupakan para penerima beasiswa Bank Indonesia yang berasal dari Perguruan Tinggi Negeri maupun Perguruan Tinggi Swasta di Indonesia. Melalui GenBI kami belajar banyak hal dari berbagai fokus bidang kehidupan, mulai dari sosial, lingkungan, ekonomi dan pendidikan. Selain memberikan beasiswa, Bank Indonesia juga memberikan pelatihan secara berkala, terencana dan terarah guna meningkatkan kompetensi individu serta mengembangkan karakter dan jiwa kepemimpinan agar mampu menjadi insan unggul dan berdaya saing.  Perkenalkan Saya Yeyen Novita, penerima beasiswa Bank Indonesia tahun 2019 dari IAIN Salatiga. Sejak ditandatanganinya perjanjian kerjasama antara Bank Indonesia dengan IAIN Salatiga pada tanggal 30 April 2019, saya resmi bergabung sebagai anggota Generasi Baru Indonesia (GenBI) Semarang komisariat IAIN Salatiga. Dalam kesempatan ini saya akan menulis tentang kepemimpinan dan arti GenBI bagi saya berdasarkan pengetahuan dan pengalaman saya selama bergabung bersama GenBI Semarang komisariat IAIN Salatiga. Menurut teori, kepemimpinan adalah proses mempengaruhi dan pemberian contoh terhadap orang lain untuk mencapai tujuan tertentu. Banyak orang membuat kriteria pemimpin yang baik menurut versi mereka. Beberapa dari mereka mengatakan bahwa pemimpin yang baik adalah mereka yang kharismatik, memiliki daya persuasi, dan mempunyai kemampuan public speaking yang baik. Beberapa yang lain mengatakan bahwa pemimpin yang baik adalah mereka yang berani mengambil risiko dalam setiap keputusan, memiliki rasa tanggung jawab dan amanah. Menurut saya pribadi pemimpin adalah mereka yang memiliki sifat kepemimpinan yakni jujur terhadap diri sendiri, memiliki sifat empati, memiliki sifat ingin tahu, memiliki kemampuan berkomunikasi dan yang terpenting adalah mampu bekerja dalam tim. Seorang pemimpin yang memiliki sifat kepemimpinanlah yang akan dapat membawa organisasi itu menjadi baik.

2018_12_05__CAPACITY BUILDING GENBI SEMARANG_1

         Menurut seorang pakar  kepemimpinan, Leroy Eimes mengatakan bahwa seorang pemimpin adalah orang yang melihat lebih dari yang orang lain lihat, yang melihat lebih jauh daripada yang orang lain lihat dan yang melihat sebelum orang lain melihat. Dari kalimat Leroy Eimes tersebut, saya memahami bahwa pemimpin tidak harus mereka yang pandai, tetapi seorang pemimpin adalah mereka yang tahu kemana akan dia tuju, bangkit dan bergerak membawa organisasi pada tujuannnya. Menjadi seorang pemimpin yang mempunyai sifat kepemimpinan berarti harus siap apabila dihadapkan pada pilihan tanpa satu solusi dan tanpa strategi. Seorang pemimpin tak akan pernah takut dengan apapun yang menghadangnya di depan. Tugas kepemimpinan adalah agar organisasi lebih terkontrol dan produktif. Tantangan kepemimpinan adalah untuk menjadi kuat dengan tidak kasar, bersikap baik tapi tidak lemah, berani tapi bukan menjadi penganggu, menjadi bijaksana tapi tidak malas dan memiliki humor tanpa kebodohan. Kepemimpinan haruslah melekat pada jiwa seorang pemimpin. Pada tanggal 3-5 Oktober 2019, Bank Indonesia telah menyelenggarakan Leadership Camp JATENG 2019 di Purowkerto untuk penerima beasiswa Bank Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa Bank Indonesia sangat mendukung terbentuknya pemimpin-pemimpin  yang baik. Dengan dukungan yang begitu besar dari Bank Indonesia, saya selaku penerima beasiswa Bank Indonesia sadar bahwa GenBI sangatlah berharga bagi saya. Dengan bergabung bersama GenBI saya menjadi punya banyak relasi dari berbagai universitas seperti UNDIP, UNNES, UIN Walisongo Semarang, UNTIDAR, dan UMK. Dengan bergabung bersama GenBI saya semakin paham bahwa Negara Indonesia tidak dalam keadaan yang baik. Masih banyak rakyat yang kurang gizi, masih banyak anak yang tidak mendapatkan pendidikan yang layak dan masih banyak potensi daerah yang hanya dibiarkan tapi tidak dikembangkan. GenBI hadir dan menjadi solusi atas masalah tersebut dengan membuat desa binaan, menyelenggarakan pekan kesehatan, melakukan pelatihan ecobrick, melakukan pendampingan bank sampah dan kegiatan sosial kemasyarakatan lainnya. GenBI telah berhasil merubah cara pandang saya yang selama ini hanya memikirkan diri sendiri dan menganggap dunia sedang baik-baik saja namun nyatanya malah sebaliknya. GenBI menyadarkan saya, bahwa Indonesia membutuhkan uluran tangan-tangan pemuda, bahwa pemuda adalah harapan emas bangsa dan kami adalah satu diantara ratusan ribu golongan mereka. Untuk itu, saya sangat berterimakasih kepada Bank Indonesia yang telah memberikan kesempatan kepada saya untuk menjadi bagian dari GenBI. Dan saya akan selalu berusaha untuk memberikan kontribusi saya terhadap Negara  melalui GenBI.

                Saya sangat mendukung acara yang akan dilaksanakan oleh Bank Indonesia pada tanggal 10-13 Desember 2019 di Hotel Discovery Ancol, Jakarta Utara yaitu Leadership Camp Nasional. Dan saya berharap menjadi satu diantara 3 delegasi yang akan dipilih dari GenBI komisariat IAIN Salatiga dalam kegiatan tersebut agar saya dapat memperluas jaringan relasi untuk dapat mencari informasi. Dengan cara tersebut saya berharap dapat meningkatkan kemampuan kepemimpian dalam diri saya guna menjadi penggerak teman-teman GenBI Semarang Komisariat IAIN Salatiga khususnya dan masyarakat umumnya untuk selalu bisa menjadi energi untuk negeri.